Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi saat ini berjalan begitu cepat. Hal ini seiring dengan kemajuan yang dicapai pada bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Sekarang ini hampir tidak ada seorang pun yang tidak bersinggungan dengan teknologi komunikasi dan informasi. Banyak aspek dalam teknologi komunikasi dan informasi yang terus berkembang hampir di setiap negara. Kemjuan komputasi dalam penggunaan komputer telah menunjukan bahwa indusrti teknologi komunikasi dan informasi dunia sekarang ini benar-benar bergerak ke arah mobilitas menembus batasan fisik ruand dan waktu.
Teknologi telah memberikan banyak kemudahan. Tidak dapat disangkal lagi bahwa gabungan telekomunikasi dan teknologi informasi telah mendorong terjadinya perubahan-perubahan penting di berbagai sudut dunia. Telepon, terutama telepon genggam telah mengubah bagaimana cara orang-orang berkomunikasi. Selain itu, penemuan jaringan internet pun telah memungkinkan orang-orang dari seluruh dunia dapat saling berkomunikasi dengan cepat dan murah. Nah, kali ini tim IDeKITA akan membahas tentang sejarah peralatan-peralatan komunikasi yang digunakan pada nenek moyang kita dulu. Cek yuk, gan ! :)
Pada masa kerajaan, kentongan juga digunakan pamong kerajaan bila hendak menyampaikan pesan dan perintah sang raja atau prabu kepada rakyatnya. Pamong kerajaan tinggal memukul kentongan sehingga rakyat dengan bergegas datang berkumpul di suatu tempat yang sudah lazim mereka gunakan.
Walaupun terjadi perkembangan teknologi yang cukup pesat, namun kentongan merupakan sarana komunikasi tradisional yang masih dapat bertahan sampai saat ini, khususnya di daerah pedesaan. Kentongan masih digunakan, misalnya di bidang keamanan dipakai sebagai sarana ronda malam. Kentongan juga dipakai sebagai petunjuk waktu. Kentongan besar (bedug) digunakan sebagai tanda bahwa waktu shalat telah tiba.
b. Asap
Orang-orang zaman dahulu juga memanfaatkan asap sebagai media komunikasi. Asap dikenal sangat populer digunakan sebagai alat atau media komunikasi suku bangsa Indian di Amerika. Alat komunikasi ini biasa digunakan untuk megirimkan suatu pesan rahasia pada teman atau lawan.
Seperti halnya kentongan, berkomunikasi dengan menggunakan asap tidak memiliki kode yang standar (baku). Misalnya satu kepulan asap dapat berarti suatu peringatan, dua kepulan asap dapat pula berarti akan adanya bahaya, tiga kepulan asap dapat berarti adanya masalah ataupun meminta bantuan. Tetapi sekarang ini asap juga sering digunkan dalam suatu permainan bermain pesan dalam kegiatan pramuka.
c.Prasasti dan Daun Lontar
Pada zaman yang lebih maju, orang mulai menggunakan bahasa tulisan sebagai alat komunikasi. Kegiatan surat menyurat di Indonesia telah dimulai sejak masa Kerajaan Kutai, Tarumanegara, Pajajaran, Majapahit, Sriwijaya, dan Mataram. Walaupun pada masa itu kegiatan tersebut masih terbatas pada kegiatan surat-menyurat antar kerajaan. Mereka menggunakan kulit kayu serta kulit bambu sebagai bahan untuk menulis.
Akan tetapi, yang lazim dipakai untuk menulis surat pada tempo dulu lebih dominan daun lontar. Namun ada juga yang menggunakan bambu, tulang binatang, labu hutan, rotan , dan lempengan batu (dikenal dengan nama prasasti). Oleh karena itu, para ahli sejarah sering menemukan peninggalan sejarah yang berupa prasasti dan catatan dalam daun lontar.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prasasti merupakan merupakan piagam yang tertulis pada batu, tembaga, dan sebagainya. Prasasti merupakan sumber sejarah terpenting untuk mengungkap peristiwa masa lalu. Hal ini disebabkan karena prasasti adalah dokumen tertulis yang orisinil (asli) dari peninggalan masa lalu tersebut. Bedasarkan Matrical Eulogitic Inscription, Mc. Dannel, Sanskrit Dictionary, prasasti juga berarti anugrah, karena prasasti dalam arti pujian itu didasarkan atas anugrah yang diberikan seorang raja kepada rakyatnya. Oleh karena itu, prasasti dalam arti anugrah itu, disebutkan berlakunya hak istimewa yang turun-temurun. Istilah untuk itu dalam Negara Kertagama disebut purwasarirareng prasatyalama tan rinaksan iwo, yang berarti hak-hak istimewa yang sejak dahulu dilindungi oleh prasasti kuno.
Selain prasasti, daun lontar juga di gunakan sebagai alat komunikasi masa lalu. Lontar (dari Bahasa Jawa: ron tal atau "daun pohon tal") adalah daun pohon siwalan (Latin: palmyra atau borassus flabellier) yang dikeringakn. Daun Lontar dikenal juga sebagai daun pohon nira. Daun Lontar dipakai untuk bahan naskah dan kerajinan. Lontar sebagai naskah dipakai di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Di Indonesia banyak ditemukan naskah lontar dari Sunda (Jawa Barat), Jawa, Bali, Madura, Lombok, dan Sulawesi Selatan. Sedangkan lontar sebagai bahan kerajinan digunakan untuk bahan baku atap rumah dan produk utama anyaman serta kipas.
0 Comments:
Posting Komentar